Langsung ke konten utama

Tugas 3: Apa yang akan Saya tulis?

Jika menengok ke belakang pada artikel apa yang saya baca pada majalah atau koran, tontonan apa yang selalu saya lihat di televisi, tema buku seperti apa yang mengisi rak buku saya, hingga obrolan apa yang paling saya sukai, ternyata ketertarikan saya dapat dikerucutkan menjadi 2 hal, yaitu: peran ibu dalam keluarga dan perjalanan hidup orang meraih kesuksesan dalam keterbatasan.

Bisa jadi karena sejak memiliki anak dan menjalani kehidupan sebagai Ibu Rumah Tangga penuh waktu dengan segala suka dukanya, membuat saya begitu penasaran untuk mengetahui bagaimana caranya orang lain menjalani kehidupan seperti itu. Menjadi Ibu Rumah Tangga itu ternyata memang ada ilmunya. Ilmu yang lumayan susah untuk dipelajari dan dipratekkan, setidaknya bagi saya yang lulusan sarjana. Ilmu dasar kerumahtanggaan seperti Keyakinan yang lurus, Ilmu Komunikasi dengan orang lain, Ilmu Keuangan dan Ilmu Manajemen Waktu saja susah sekali diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam rumah tangga. Ditambah lagi ilmu keahlian yang harus dimiliki seperti menjamin Gizi dan Kesehatan keluarga, menjaga Penampilan yang menarik, mengurus Anak, melayani Suami, mengurus kerapian Rumah, hingga ke urusan menyalurkan hobi demi mencari tambahan keuangan bagi keluarga. Begitu kompleks, namun menarik. Itu ilmu yang seharusnya ada S1, S2 hingga S3-nya. Namun sayang sekali tidak ada.

Suasana rumah tangga yang sehat, ternyata sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang meraih mimpi mereka. Ini terbukti dari sejumlah perjalanan hidup orang-orang yang saya ikuti. Hampir selalu ada kehangatan keluarga disana. Mungkin saja keluarga tersebut tidak utuh, namun selalu ada kekuatan dari hubungan kekeluargaan.

Dari kekaguman pada sejumlah orang, tanpa terasa saya mulai menciptakan tokoh-tokoh khayalan dalam coretan-coretan kertas seadanya. Biasanya lengkap dengan tahun kelahiran hingga denah rumah mereka. Seringkali terjadi jika mengalami suatu kejadian, saya akan lari ke dalam tokoh khayalan tersebut dan membayangkan bagaimana mereka akan menyikapi kejadian itu. Dari mereka saya sering jadi belajar tentang hidup dan menyikapi suatu permasalahan.

Mengenai non fiksi atau fiksi, saya kira saya menyukai keduanya. Biasanya renungan-renungan non fiksi yang saya dapat dari mengamati kejadian sehari-hari, bacaan, tontonan atau obrolan saya tuangkan dalam bentuk tulisan singkat. Kemudian hal tersebut dapat dikembangkan ke dalam sebuah cerita khayalan yang utuh dengan tujuan tidak menggurui.

Mengingat saya adalah newbie dalam hal tulis menulis, saya berniat memulainya dengan belajar tulisan-tulisan pendek dalam blog, baik fiksi maupun non fiksi. Dengan tulisan-tulisan pendek tersebut, harapannya saya bisa mulai belajar tentang teknis menulis yang baik dan benar, sekaligus memupuk rasa percaya diri sebelum beranjak ke penyusunan sebuah buku yang tentunya lebih kompleks permasalahannya.

Beberapa ide tulisan non-fiksi yang akan saya buat seperti: rekaman perjalanan perkembangan anak-anak untuk berbagi pengalaman dengan orang tua lain, pelajaran yang saya ambil dari kebodohan-kebodohan yang saya lakukan, dan profil orang-orang inspiratif yang dilengkapi dengan surat pribadi bertulisan tangan mereka.

Sedangkan untuk ide tulisan fiksi adalah kumpulan cerita pendek mengenai masalah yang biasa dihadapi oleh sebuah keluarga dan bagaimana cara mereka mengatasinya, perjalanan sebuah keluarga meraih kesuksesan dalam keterbatasan, kisah kegagalan rumah tangga, kisah perjalanan seorang pembantu profesional, hingga kisah perjalanan wisata sepasang suami istri atau ayah anak untuk saling menguatkan diri.

Saya berencana membuat blog 1 September 2014, bertepatan dengan ulang tahun saya ke-39, dengan membuat 39 tulisan pada awalnya. Selanjutnya akan rutin ditambah 1 tulisan setiap minggu. Targetnya, saya dapat menghasilkan sebuah buku berkualitas dan sukses dipasaran saat usia saya 40 tahun. Insya Allah.

Komentar

  1. Halo Mbak Shan, hehe, sori baru bisa mampir.

    Pertama aku bingung, Mba, mau kasih feedback macem mana :D

    Ini tulisan menurutku udh bagus di sana-sini. Penuturan idenya mengalir sekali. Yang lbh utama, kesanku ide di tulisan ini gak mengada-ada dan ambisius. Apa ya.. kayak ada kesan rendah hati, tidak sombong, dan rajin menabung :D. Tulisan ini ringan dan padat, pasti udah lewat re-writing berkali-kali deh. Aku pikir dari tulisan ini, logikanya sangat-sangat terpetakan dgn baik. Gak ada yg susul2an dan salah tempat.

    Masukan untuk kekurangannya cuma ada di-EYD:
    1. "Hampir selalu ada kehangatan keluarga disana" (koreksi: di sana)
    2. "... buku berkualitas dan sukses dipasaran ..." (koreksi: di pasaran)

    Yah, itu sih nanti kerjaan editor sebelum tulisannya diterbitkan, Mba. Amiiin.

    Oke, ditunggu tanggal 1 September 2014-nya, Mba! :))




    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan 12: Sabtu bersama Agustinus Wibowo

“Kita akan bertemu Agustinus Wibowo tanggal 27 Desember 2014.” Itu pesan Pak Guru yang masuk di WAG AM5M beberapa minggu yang lalu. Semua antusias. Penulis genre baru non-fiksi kreatif Titik Nol yang keren itu (Titik Nol-nya yang keren, penulisnya saya belum tahu). Dua jam bersama Agustinus Wibowo (AW) eksklusif  untuk peserta AM5M dan gratis. Maka mulailah pencarian lebih jauh tentang si Mas Agus ini. Mulai dari Titik Nol , buku bercover biru dengan seorang anak yang meloncat dari ketinggian. Breath taking. Saya benar-benar ingin punya buku itu. Tapi harganya 125ribu. Itu jatah makan keluarga 3 hari. Lihat wawancaranya di Kick Andy dari YouTube. AW melakukan perjalanan darat dengan tabungan US$ 2000 ke daerah Tan. Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, Hidustan, dan tan tan yang lain. Sepertinya ini orang agak ajaib. Buka blognya Agustinus Wibowo . Oh my... deretan foto-foto indah kelas National

Oleh-oleh Kuliah Umum Fitrah Based Education Adriano Rusfi

Hari Minggu, 29 November 2015 lalu, saya kembali menghadiri sebuah Seminar Parenting di Aula Bapusibda Bandung. Kali ini judulnya Kuliah Umum Melahirkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Peradaban berbasis Fitrah yang diadakan oleh Komunitas HE-BPA atau Home Education – Berbasis Potensi dan Ahlak. Buat saya, yang seru dari setiap Seminar Parenting adalah menularnya aura positif dari para peserta. Mereka adalah para ayah dan bunda yang selalu semangat untuk meng-upgrade diri dengan menambah pengetahuannya untuk mendidik anak-anak mereka. Jadi wajar saja kalau ada teman yang bisa kecanduan ikut acara seminar parenting seperti ini. Pada Kuliah umum kali ini, walau memang didominasi para bunda, ternyata banyak juga para ayah yang semangat untuk mengikuti acara. Materi pertama dari Psikolog lulusan UI, Drs. Adriano Rusfi, S.Psi atau yang sering di sapa Bang Aad. Beliau menyampaikan materi Melahirkan Generasi Aqil Baligh untuk Peradaban Indonesia yang Lebih Hijau dan Lebih Damai. Kon

Oleh-oleh dari Kuliah Umum Septi Peni Wulandani

Biarkan anak tumbuh alamiah sesuai fitrahnya. Itu pesan kuat yang saya tangkap dari acara kuliah umum Ibu Septi Peni Wulandani di Aula Perpustakaan Bapusibda Jl. Kawaluyaan Indah II Bandung. Kuliah Umum dengan tema Menjadi Ibu Profesional untuk Mencetak Generasi Handal diprakarsai oleh Institut Ibu Profesional Bandung dengan bekerja sama dengan Bapusibda Jawa Barat. Pada Sabtu, 10 Oktober 2015, selama lebih dari 1 jam sekitar 200 lebih peserta terbius cerita Bu Septi yang begitu kocak namun penuh inspirasi berharga. Siapa Bu Septi? Ternyata banyak juga yang belum mengenal Ibu kelahiran 21 September 1974 ini. Maka wajar ketika moderator merasa perlu menampilkan selusin prestasi keren beliau, diantaranya: Ibu Teladan versi Majalah Ummi 2004 Danamon Award 2006 kategori Individu Pemberdaya Masyarakat Tokoh pilihan Majalah Tempo 2006 Inovator Sosial pilihan Pasca Sarjana FISIP UI 2006 Woman Enterpreuner Award Ashoka Foundation 2007 Ikon 2008 bidang IPTEK versi Majalah