Langsung ke konten utama

Pertemuan 4: Membangun karakter

Apa syarat karakter yang kuat?
Karakter yang kuat ditandai dengan karakter yang utuh (rounded character) dimana ia dideskripsikan dalam 3 dimensi yaitu: kondisi fisik (tinggi, berat, umur, bentuk tubuh, bentuk wajah, suara, dan lainnya), kondisi sosial (kelas sosial, tinggal dimana, latar belakang pendidikan, dan lainnya) dan kondisi psikologi (fobia, mania, fear, guilt, fantasi). Karakter yang utuh ini juga ditandai dengan mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya.
Dalam beberapa novel kita dapat melihat bahwa ada tipe Character lead Story (karakter mengarahkan cerita) dan ada tipe Story lead Character (cerita mengarahkan karakter).
Perlu dipahami bahwa apa yang dilakukan si tokoh adalah yang membuat cerita menarik bukan sekedar siapa mereka. Istilahnya anticipation of action. Apalagi yang akan si tokoh lakukan ketika ia dalam situasi yang sulit? Itulah yang sebenarnya ditunggu-tunggu pembaca dan membentuk karakter yang kuat dari si tokoh. Contohnya: apa yang dilakukan ayah Nemo saat tahu anaknya hilang? Atau apa yang dilakukan Harry Potter saat ia terdesak Voldermort?
Karakter fiksi juga seperti kita, memiliki keinginan, motivasi hidup, problem internal/eksternal, kelemahan dan konflik. Hanya saja dalam cerita dibuat lebih dramatis, lebih kuat, lebih terasa, lebih berwarna (stronger lines, richer pigment).
Karakter dapat dihidupkan dengan konflik yang dihadapinya. Dimana terjadi ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. No conflic no story. Ujilah tokoh dengan masalah yang sulit. Ibaratnya di suruh memanjat pohon yang tinggi dan licin, lalu dilempari batu, sampai di atas ada tawon lalu disuruh turun lagi.
Cintailah tokohmu. Jangan harap pembaca akan suka jika penulisnya sendiri tidak suka dan perduli. Kenalilah karakter seperti mengenal diri sendiri. Caranya bisa dengan melakukan wawancara imajiner dengan para tokoh. Ini yang dilakukan Bang Fuadi pada para tokoh dalam triloginya untuk mengenal lebih dalam karakter mereka.
To know character, know youself. Cobalah untuk mengerti manusia dari cara pandang mereka. Disini kualitas empati menjadi sangat fundamental bagi penulis. Pembaca dapat peduli pada dengan karakter jika ia bisa berempati (merasa ada bagian dari dirinya dalam karakter tersebut, “ini gue banget”) atau simpati (suka dengan karakter tersebut).
Nigel Watts dan Stephen May dalam bukunya Write  a Novel and get it Published, menyebutkan bahwa ada 7 alat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan karakter dari seorang tokoh, yaitu:
1. Deskripsi fisik yang unik dan tidak umum
Seorang gadis 8 tahun itu berjalan pincang memasuki ruangan dengan kruk bambunya.
Deskripsi fisik adalah sumber informasi yang paling jelas. Bukan kuantitas detil yang memberikan pengaruh, namun kualitas dari apa yang kita lihat. Berjalan pincang dengan kruk dinilai lebih baik dibanding dengan mendesripsikannya hanya sebagai gadis berbaju polka dot, dan kemungkinan besar itulah yang pertama kali lebih diperhatikan orang.
Keuntungan lain dari deskripsi fisik ini adalah karena ringkas. Kamu bisa menyampaikan banyak dengan kalimat singkat. Kekurangannya, deskripsi fisik bersifat pasif. Dalam drama yang utama adalah aksi, segala yang pasif sebaiknya dinomorduakan.
2. Pernyataan narator atau penulis
Tampilan wajahnya bagaikan orang yang tengah menyimpan kekecewaan yang dalam.
Karakter yang ingin dibangun dalam kalimat diatas adalah bahwa ia kecewa.
3. Aksi fisik dari karakter
Ia membungkukkan badan untuk memeluknya erat-erat di dadanya.
Aksi fisik terasa lebih hidup dibanding sekedar deskripsi fisik. Terutama jika aksi tersebut merupakan klimaks dari sebuah pilihan yang sulit. Dalam kalimat diatas hendak menyampaikan bahwa si anak dalam tekanan.
4. Asosiasi dengan benda-benda (baju kumuh, mobil sport, kalung berlian)
Ini adalah pendekatan yang lebih halus. Berhubungan dengan setting dan detil kondisi fisik dan apa yang tersirat dari si karakter.
Seorang bintang film meninggalkan sebuah night-club dalam kilatan lampu kamera paparazi akan diasosiasikan sebagai kesuksesan dan ketenaran. Atau Laki-laki yang memakai baju koko akan diasosiasikan sebagai orang islam yang taat.
5. Pikiran karakter (dalam komik biasa digambarkan sebagai awan)
Ini hari ulang tahunku, dan aku ingin pulang ke rumah.
Ini menunjukkan bahwa ia kecewa dan alasan yang mungkin tidak akan dia sampaikan secara langsung kepada orang lain, selain hanya didalam hati. Orang mungkin bohong terhadap orang lain, tapi biasanya tidak pada dirinya sendiri.
6. Ucapan karakter (dalam komik biasa digambarkan sebagai balon)
Ucapan karakter atau yang sering disebut sebagai dialog dapat mengungkapkan banyak sisi dari seorang karakter.
7. Komentar atau pikiran orang lain
Komentar orang lain dapat memberikan perspektif yang berbeda, terutama jika terjadi perbedaan cara pandang terhadap suatu masalah.
Dalam membuat karakter yang kuat, penulis perlu menjadi 3 orang yaitu sebagai penulis, sebagai tokoh itu sendiri dan sebagai pembaca.
Tugas pertemuan 4:
1. Riset dan pelajari cara membuat karakter dari sumber lain
2. Revisi karakter proyek pribadi dengan menggunakan 7 alat pengungkap karakter dari Nigel Watts. Tidak perlu cerita lengkap, cukup cuplikan scene jika diperlukan. Atau sekedar menuliskan revisi apa yang telah dilakukan untuk membuat karakter lebih hidup. Minimal 1 halaman.

Dikumpulkan Rabu, 9 Juli 2014 pukul 9.00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh Kuliah Umum Fitrah Based Education Adriano Rusfi

Hari Minggu, 29 November 2015 lalu, saya kembali menghadiri sebuah Seminar Parenting di Aula Bapusibda Bandung. Kali ini judulnya Kuliah Umum Melahirkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Peradaban berbasis Fitrah yang diadakan oleh Komunitas HE-BPA atau Home Education – Berbasis Potensi dan Ahlak. Buat saya, yang seru dari setiap Seminar Parenting adalah menularnya aura positif dari para peserta. Mereka adalah para ayah dan bunda yang selalu semangat untuk meng-upgrade diri dengan menambah pengetahuannya untuk mendidik anak-anak mereka. Jadi wajar saja kalau ada teman yang bisa kecanduan ikut acara seminar parenting seperti ini. Pada Kuliah umum kali ini, walau memang didominasi para bunda, ternyata banyak juga para ayah yang semangat untuk mengikuti acara. Materi pertama dari Psikolog lulusan UI, Drs. Adriano Rusfi, S.Psi atau yang sering di sapa Bang Aad. Beliau menyampaikan materi Melahirkan Generasi Aqil Baligh untuk Peradaban Indonesia yang Lebih Hijau dan Lebih Damai. Kon

Pertemuan 12: Sabtu bersama Agustinus Wibowo

“Kita akan bertemu Agustinus Wibowo tanggal 27 Desember 2014.” Itu pesan Pak Guru yang masuk di WAG AM5M beberapa minggu yang lalu. Semua antusias. Penulis genre baru non-fiksi kreatif Titik Nol yang keren itu (Titik Nol-nya yang keren, penulisnya saya belum tahu). Dua jam bersama Agustinus Wibowo (AW) eksklusif  untuk peserta AM5M dan gratis. Maka mulailah pencarian lebih jauh tentang si Mas Agus ini. Mulai dari Titik Nol , buku bercover biru dengan seorang anak yang meloncat dari ketinggian. Breath taking. Saya benar-benar ingin punya buku itu. Tapi harganya 125ribu. Itu jatah makan keluarga 3 hari. Lihat wawancaranya di Kick Andy dari YouTube. AW melakukan perjalanan darat dengan tabungan US$ 2000 ke daerah Tan. Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, Hidustan, dan tan tan yang lain. Sepertinya ini orang agak ajaib. Buka blognya Agustinus Wibowo . Oh my... deretan foto-foto indah kelas National

Oleh-oleh dari Kuliah Umum Septi Peni Wulandani

Biarkan anak tumbuh alamiah sesuai fitrahnya. Itu pesan kuat yang saya tangkap dari acara kuliah umum Ibu Septi Peni Wulandani di Aula Perpustakaan Bapusibda Jl. Kawaluyaan Indah II Bandung. Kuliah Umum dengan tema Menjadi Ibu Profesional untuk Mencetak Generasi Handal diprakarsai oleh Institut Ibu Profesional Bandung dengan bekerja sama dengan Bapusibda Jawa Barat. Pada Sabtu, 10 Oktober 2015, selama lebih dari 1 jam sekitar 200 lebih peserta terbius cerita Bu Septi yang begitu kocak namun penuh inspirasi berharga. Siapa Bu Septi? Ternyata banyak juga yang belum mengenal Ibu kelahiran 21 September 1974 ini. Maka wajar ketika moderator merasa perlu menampilkan selusin prestasi keren beliau, diantaranya: Ibu Teladan versi Majalah Ummi 2004 Danamon Award 2006 kategori Individu Pemberdaya Masyarakat Tokoh pilihan Majalah Tempo 2006 Inovator Sosial pilihan Pasca Sarjana FISIP UI 2006 Woman Enterpreuner Award Ashoka Foundation 2007 Ikon 2008 bidang IPTEK versi Majalah