Apa
syarat karakter yang kuat?
Karakter
yang kuat ditandai dengan karakter yang utuh (rounded character) dimana ia dideskripsikan dalam 3 dimensi yaitu:
kondisi fisik (tinggi, berat, umur, bentuk tubuh, bentuk wajah, suara, dan
lainnya), kondisi sosial (kelas sosial, tinggal dimana, latar belakang
pendidikan, dan lainnya) dan kondisi psikologi (fobia, mania, fear, guilt, fantasi). Karakter yang
utuh ini juga ditandai dengan mengungkapkan kelebihan dan kekurangannya.
Dalam
beberapa novel kita dapat melihat bahwa ada tipe Character lead Story (karakter mengarahkan cerita) dan ada tipe Story lead Character (cerita
mengarahkan karakter).
Perlu
dipahami bahwa apa yang dilakukan si tokoh adalah yang membuat cerita menarik
bukan sekedar siapa mereka. Istilahnya anticipation
of action. Apalagi yang akan si tokoh lakukan ketika ia dalam situasi yang
sulit? Itulah yang sebenarnya ditunggu-tunggu pembaca dan membentuk karakter
yang kuat dari si tokoh. Contohnya: apa yang dilakukan ayah Nemo saat tahu
anaknya hilang? Atau apa yang dilakukan Harry Potter saat ia terdesak
Voldermort?
Karakter
fiksi juga seperti kita, memiliki keinginan, motivasi hidup, problem
internal/eksternal, kelemahan dan konflik. Hanya saja dalam cerita dibuat lebih
dramatis, lebih kuat, lebih terasa, lebih berwarna (stronger lines, richer pigment).
Karakter
dapat dihidupkan dengan konflik yang dihadapinya. Dimana terjadi
ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. No conflic no story. Ujilah tokoh dengan masalah yang sulit.
Ibaratnya di suruh memanjat pohon yang tinggi dan licin, lalu dilempari batu,
sampai di atas ada tawon lalu disuruh turun lagi.
Cintailah
tokohmu. Jangan harap pembaca akan suka jika penulisnya sendiri tidak suka dan
perduli. Kenalilah karakter seperti mengenal diri sendiri. Caranya bisa dengan
melakukan wawancara imajiner dengan para tokoh. Ini yang dilakukan Bang Fuadi
pada para tokoh dalam triloginya untuk mengenal lebih dalam karakter mereka.
To
know character, know youself. Cobalah untuk mengerti manusia dari cara pandang
mereka. Disini kualitas empati menjadi sangat fundamental bagi penulis. Pembaca
dapat peduli pada dengan karakter jika ia bisa berempati (merasa ada bagian
dari dirinya dalam karakter tersebut, “ini gue banget”) atau simpati (suka
dengan karakter tersebut).
Nigel
Watts dan Stephen May dalam bukunya Write
a Novel and get it Published,
menyebutkan bahwa ada 7 alat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan karakter
dari seorang tokoh, yaitu:
1. Deskripsi fisik yang
unik dan tidak umum
Seorang gadis 8 tahun
itu berjalan pincang memasuki ruangan dengan kruk bambunya.
Deskripsi
fisik adalah sumber informasi yang paling jelas. Bukan kuantitas detil yang
memberikan pengaruh, namun kualitas dari apa yang kita lihat. Berjalan pincang
dengan kruk dinilai lebih baik dibanding dengan mendesripsikannya hanya sebagai
gadis berbaju polka dot, dan kemungkinan besar itulah yang pertama kali lebih
diperhatikan orang.
Keuntungan
lain dari deskripsi fisik ini adalah karena ringkas. Kamu bisa menyampaikan
banyak dengan kalimat singkat. Kekurangannya, deskripsi fisik bersifat pasif.
Dalam drama yang utama adalah aksi, segala yang pasif sebaiknya dinomorduakan.
2. Pernyataan narator
atau penulis
Tampilan wajahnya
bagaikan orang yang tengah menyimpan kekecewaan yang dalam.
Karakter
yang ingin dibangun dalam kalimat diatas adalah bahwa ia kecewa.
3. Aksi fisik dari
karakter
Ia membungkukkan badan
untuk memeluknya erat-erat di dadanya.
Aksi
fisik terasa lebih hidup dibanding sekedar deskripsi fisik. Terutama jika aksi
tersebut merupakan klimaks dari sebuah pilihan yang sulit. Dalam kalimat diatas
hendak menyampaikan bahwa si anak dalam tekanan.
4.
Asosiasi dengan benda-benda (baju kumuh, mobil sport, kalung berlian)
Ini
adalah pendekatan yang lebih halus. Berhubungan dengan setting dan detil
kondisi fisik dan apa yang tersirat dari si karakter.
Seorang
bintang film meninggalkan sebuah night-club dalam kilatan lampu kamera paparazi
akan diasosiasikan sebagai kesuksesan dan ketenaran. Atau Laki-laki yang
memakai baju koko akan diasosiasikan sebagai orang islam yang taat.
5. Pikiran karakter
(dalam komik biasa digambarkan sebagai awan)
Ini hari ulang tahunku,
dan aku ingin pulang ke rumah.
Ini
menunjukkan bahwa ia kecewa dan alasan yang mungkin tidak akan dia sampaikan
secara langsung kepada orang lain, selain hanya didalam hati. Orang mungkin
bohong terhadap orang lain, tapi biasanya tidak pada dirinya sendiri.
6. Ucapan karakter
(dalam komik biasa digambarkan sebagai balon)
Ucapan
karakter atau yang sering disebut sebagai dialog dapat mengungkapkan banyak
sisi dari seorang karakter.
7. Komentar atau
pikiran orang lain
Komentar
orang lain dapat memberikan perspektif yang berbeda, terutama jika terjadi
perbedaan cara pandang terhadap suatu masalah.
Dalam
membuat karakter yang kuat, penulis perlu menjadi 3 orang yaitu sebagai
penulis, sebagai tokoh itu sendiri dan sebagai pembaca.
Tugas pertemuan 4:
1.
Riset dan pelajari cara membuat karakter dari sumber lain
2.
Revisi karakter proyek pribadi dengan menggunakan 7 alat pengungkap karakter
dari Nigel Watts. Tidak perlu cerita lengkap, cukup cuplikan scene jika
diperlukan. Atau sekedar menuliskan revisi apa yang telah dilakukan untuk
membuat karakter lebih hidup. Minimal 1 halaman.
Dikumpulkan
Rabu, 9 Juli 2014 pukul 9.00
Komentar
Posting Komentar