Langsung ke konten utama

Oleh-oleh Seminar Awam Membentuk Kepribadian Anak Kreatif & Islami


Acara keren ini diselenggarakan dalam rangka Milad ke 25 RS Al Islam Bandung pada 29 Agustus 2015 di Aula RS Al Islam Jl. Soekarno Hatta Bandung.

Sebenarnya ada handout lengkap dari seminar ini dan berbeda dari catatan yang saya buat. Catatan ini sekedar beberapa point menarik yang saya tangkap. Berikut sedikit oleh-oleh dari seminar murah meriah yang tidak murahan.

Materi dr. Lia Marlia tentang Tumbuh kembang anak dalam perspektif pediatri:

- Agar anak optimal pertumbuhan dan perkembangannya, penting untuk orang tua mencermati kebutuhan dasar anak yang mencakup Asuh, Asih dan Asah.

- Asuh: nutrisi, imunisasi, masalah kesehatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan dan gerak jasmani.

- Asih: kasih sayang, rasa aman, harga diri, kebutuhan untuk sukses, mandiri, dorongan, kesempatan dan pengalaman.

- Asah: menstimulasi anak dengan pendidikan informal di rumah, formal di sekolah dan non formal di tempat kursus/les.

- Perkembangan dan pertumbuhan ini harus selalu di monitor agar bisa di deteksi dini jika terdapat gangguan.

- Masalah yang menarik adalah mengenai imunisasi. Karena sejak imunisasi dibebaskan, masyarakat cenderung memilih tidak diimunisasi. Sehingga wabah seperti campak, polio atau difteri yang lama tidak terdengar, mulai muncul di daerah yang serapan imunisasinya kurang.

Isu imunisasi tidak halal itu sebenarnya tidak benar. Di Arab saja, imunisasi itu wajib lengkap (jika tidak, bisa dideportasi) dan gratis semuanya.

Materi Psikolog Lilis Komariah tentang Peran Orang tua dalam menciptakan anak kreatif:

- Untuk menyiapkan anak KREATIF dan islami diperlukan: Keyakinan agama yang kuat, Relaksasi, Emosi yang stabil, Adjusment menyesuaikan diri dengan lingkungan, Tanggung jawab, Insan mandiri, dan objekTif serta kritis dalam menyikapi masalah.

- Hindari jebakan pola rutinitas. Jalan ke mesjid aja disuruh berbeda datang dan pulang.

- Ajarkan anak untuk mandiri sejak dini. Jangan biasanya melayani anak berlebihan. Imam syafii 9 tahun sudah jadi imam besar.
Nggak usah sibuk ingin negara islam, coba urus anak sendiri saja terlebih dulu.

- Sayang anak itu bukan memanjakan anak dan melayaninya bagaikan majikan.

- Ajarkan anak untuk jangan banyak tergantung pada orang tua. Allah lah tempat bergantung. Yakinlah Allah yang akan melindunginya.

- Masalah yang kita hadapi sehari-hari jangan dikeluhkan karena bisa menjadi sumber kreatifitas

- Kewajiban anak itu mengikuti aturan ilahi, hormat dan sopan pada orang tua (bukan selalu menurut ya, karena orang tua mungkin saja salah), dan bertanggung jawab atas pilihannya.

- Membandingkan bukan cara memotivasi yang baik. Ibu juga nggak mau kan kalau dibandingkan dengan wanita lain yang lebih baik?

- Diam dulu saat emosi. Jangan pegang atau peluk anak, karena khawatir masih emosi.

Materi Kak Andi Yudha Asfandiar tentang Menyiapkan anak kreatif yang islami

- Berurusan dengan anak tidak hanya pakai otak tapi juga pakai hati. Harus sabarrrrrrr.

- Biasakan untuk mendengarkan dulu, catat biar nggak lupa, dan lakukan. Quran itu catatan. Orang islam harus biasa mencatat.

- Kreativitas itu untuk yang baik. Koruptor yang tidak tertangkap itu bukan kreatif.

- Kenalkan anak tentang inspirator dan role model yang baik. Ada kasus anak kelas 6 SD favorit di Bandung tidak kenal para mantan presiden dan pahlawan nasional.

- Hapalan itu mengurangi kreativitas.


- Keluarga sering terlalu banyak menuntut daripada menuntun. Berharap anak ideal padahal dia tengah berproses dan belajar dari kesalahan.

- Berawal dari percaya diri - menghasilkan keberanian - tercipta pengalaman positif - meraih sukses - dan percaya diri pun meningkat

- Beri anak lingkungan yang menyenangkan. Ubah interior agar anak nggak bosan dan merasakan suasana baru.

- Beri kesempatan anak berpendapat. Biar mereka belajar dari kesalahannya.

- Beri lebih banyak pujian positif dibandingkan kritik. Tapi jangan lebay juga.

- Kurangi kata pokoknya...

- Jangan ngulang-ngulang ngomel yang sama. Apalagi kalau akhirnya tidak konsisten. Ngomel marahin anak minta mainan melulu, tapi akhirnya tetap ngasih juga.


Semoga bermanfaat!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan 12: Sabtu bersama Agustinus Wibowo

“Kita akan bertemu Agustinus Wibowo tanggal 27 Desember 2014.” Itu pesan Pak Guru yang masuk di WAG AM5M beberapa minggu yang lalu. Semua antusias. Penulis genre baru non-fiksi kreatif Titik Nol yang keren itu (Titik Nol-nya yang keren, penulisnya saya belum tahu). Dua jam bersama Agustinus Wibowo (AW) eksklusif  untuk peserta AM5M dan gratis. Maka mulailah pencarian lebih jauh tentang si Mas Agus ini. Mulai dari Titik Nol , buku bercover biru dengan seorang anak yang meloncat dari ketinggian. Breath taking. Saya benar-benar ingin punya buku itu. Tapi harganya 125ribu. Itu jatah makan keluarga 3 hari. Lihat wawancaranya di Kick Andy dari YouTube. AW melakukan perjalanan darat dengan tabungan US$ 2000 ke daerah Tan. Afganistan, Tajikistan, Turkmenistan, Hidustan, dan tan tan yang lain. Sepertinya ini orang agak ajaib. Buka blognya Agustinus Wibowo . Oh my... deretan foto-foto indah kelas National

Oleh-oleh Kuliah Umum Fitrah Based Education Adriano Rusfi

Hari Minggu, 29 November 2015 lalu, saya kembali menghadiri sebuah Seminar Parenting di Aula Bapusibda Bandung. Kali ini judulnya Kuliah Umum Melahirkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Peradaban berbasis Fitrah yang diadakan oleh Komunitas HE-BPA atau Home Education – Berbasis Potensi dan Ahlak. Buat saya, yang seru dari setiap Seminar Parenting adalah menularnya aura positif dari para peserta. Mereka adalah para ayah dan bunda yang selalu semangat untuk meng-upgrade diri dengan menambah pengetahuannya untuk mendidik anak-anak mereka. Jadi wajar saja kalau ada teman yang bisa kecanduan ikut acara seminar parenting seperti ini. Pada Kuliah umum kali ini, walau memang didominasi para bunda, ternyata banyak juga para ayah yang semangat untuk mengikuti acara. Materi pertama dari Psikolog lulusan UI, Drs. Adriano Rusfi, S.Psi atau yang sering di sapa Bang Aad. Beliau menyampaikan materi Melahirkan Generasi Aqil Baligh untuk Peradaban Indonesia yang Lebih Hijau dan Lebih Damai. Kon

Oleh-oleh dari Kuliah Umum Septi Peni Wulandani

Biarkan anak tumbuh alamiah sesuai fitrahnya. Itu pesan kuat yang saya tangkap dari acara kuliah umum Ibu Septi Peni Wulandani di Aula Perpustakaan Bapusibda Jl. Kawaluyaan Indah II Bandung. Kuliah Umum dengan tema Menjadi Ibu Profesional untuk Mencetak Generasi Handal diprakarsai oleh Institut Ibu Profesional Bandung dengan bekerja sama dengan Bapusibda Jawa Barat. Pada Sabtu, 10 Oktober 2015, selama lebih dari 1 jam sekitar 200 lebih peserta terbius cerita Bu Septi yang begitu kocak namun penuh inspirasi berharga. Siapa Bu Septi? Ternyata banyak juga yang belum mengenal Ibu kelahiran 21 September 1974 ini. Maka wajar ketika moderator merasa perlu menampilkan selusin prestasi keren beliau, diantaranya: Ibu Teladan versi Majalah Ummi 2004 Danamon Award 2006 kategori Individu Pemberdaya Masyarakat Tokoh pilihan Majalah Tempo 2006 Inovator Sosial pilihan Pasca Sarjana FISIP UI 2006 Woman Enterpreuner Award Ashoka Foundation 2007 Ikon 2008 bidang IPTEK versi Majalah