Launching buku ke-4 Institut Ibu Profesional berjudul Bunda
Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki (J&J Publishing, 2015) di Bapusibda Bandung, diselenggarakan bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember 2015 yang juga ulang
tahun ke-4 Institut Ibu Profesional (IIP). Sebuah ontologi dari 25 ibu-ibu yang
tersebar di berbagai kota, berbagi pengalaman di tatar produktif bagi
orang lain diluar keluarga. Mereka berbagi cerita bagaimana menemukan
passion-nya dan menggunakan passion itu untuk membantu mencari nafkah keluarga,
menyalurkan hobi dan membantu orang lain.
Sebagai tradisi, IIP selalu meluncurkan buku dalam setiap
perayaan ulang tahunnya. Pada ulang tahun pertama, keluar buku Hei, Ini Aku:
Ibu Profesional (Leutikaprio, 2012) berisi kumpulan 31 tulisan pengalaman para
ibu-ibu yang bergabung dengan IIP. Pada ulang tahun kedua diluncurkan buku
Bunda Sayang, 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak (Gazza Media, 2013) yang selain
berisi pengalaman para ibu, juga dilengkapi dengan kumpulan materi kuliah Bunda
Sayang yang disampaikan Bu Septi Peni Wulandani. Dan pada ulang tahun ke-3
terbit buku Bunda Cekatan, 12 Ilmu Dasar Manajemen Rumah Tangga (Gazzamedia,
2014) dengan format yang sama seperti buku kedua.
Ternyata dalam seri buku ketiga Bunda Produktif, formatnya
menjadi agak berbeda dengan 2 buku sebelum. Bahkan bisa dibilang mirip dengan buku pertama. Kompetisi menulis yang diumumkan di blog Ibu profesional pada Oktober 2014 - Januari 2015 berhasil menjaring 32 artikel pilihan. Dimana ada 5 artikel dari
4 kontributor asal IIP Bandung.
Dalam acara launching buku ini, kami
berkesempatan mendengar langsung cerita dari 3 kontributor dari IIP Bandung, yaitu
Isti Khairani dengan Bumi Inspirasi Learning Center, Shinta Rini dengan Toko Souvenir Korea Saranghae, dan Ade Seruni dengan bisnis pulsa & tokennya.
Dipandu oleh MC keren Thasya Sugito, kita diajak untuk ATM –
Amati, Tiru, Modifikasi sepak terjang ketiga kontributor ini.
Isti Khairani
Bermula dari kegalauan saat mendengar ceramah tentang “Dosa
Riba” yang di dengar saat menjalankan rangkaian ibadah haji tahun 2012, lulusan
Teknik Industri Institut Teknologi Bandung ini memutuskan untuk resign dari
bank BUMN tempatnya bekerja selama 9 tahun. Setelah sebelumnya lebih dari 12
jam waktu habis di kantor dan hanya menyisakan 4-5 jam waktu bersama keluarga,
kini Isti memilih untuk menghabiskan waktu 12 jamnya bersama anak-anak dan 4-5
jam waktu produktif.
Isti mulai mengembangkan Bumi Inspirasi Learning Center
dengan tujuan menjadikan rumah sebagai tempat berbagi ilmu kecerdasan finansial
yang memang passion-nya sejak awal, menjaga kebersihan lingkungan dengan menggagas Bank Sampah dan Taman pendidikan Al Quran.
Bank Sampah Bumi Inspirasi yang baru dinobatkan sebagai Bank
Sampah terbaik sebandung raya ini memang unik. Siapa bilang buat usaha, kita
yang harus jungkir balik sendiri banting tulang untuk membesarkan usaha. Di
Bank Sampah Bumi Inspirasi, Isti mampu menggerakkan para anak muda dari
kalangan pra sejahtera di sekitar lingkungannya untuk diajak mengelola Bank
Sampah. Dengan semangat untuk menjadi lebih baik, kini anak-anak muda ini telah
mampu menjadi pengelola Bank Sampah dan mengajarkannya ke berbagai tempat.
Ibu dua putri usia 5 dan 1,5 tahun ini mengajak untuk
membangun impian dengan DNA – Dream n Action. Dimulai dari menetapkan impian
(diri sendiri, keluarga, masyarakat, ibadah). Kemudian menyusun action dan
menetapkan ukuran pencapaian. Terakhir adalah melakukan evaluasi. Insya Allah
impian terwujud. Mari kita intip kunci sukses Mompreuneur ala Isti.
1. Menetapkan impian
- Miliki impian besar. Dream – Pray – Share – Action!
- Selaraskan impian tersebut dengan pasangan dan orang tua.
- Positifkan kata-kata dan yakinkan diri
- Mulailah dari passion yang kuat
- Niatkan untuk ibadah dan untuk kebermanfaatan. Karena jaminannya adalah pahala dunia dan akhirat.
2. Menyusun Action
- Pantaskan diri dihadapan Tuhan dengan berdoa, melipatgandakan ibadah dan memperbaiki diri
- Pastikan bahwa nasabah prioritas adalah anak dan suami. Bentuklah home team yang mendukung.
- Mulai bisnis dengan mempelajari ilmunya. Bangunlah relationship dengan orang-orang yang mendukung. Semangat untuk belajar dan bersilahturahmi.
- Bentuk personal branding. Jangan ragu dan malu untuk memperkenalkan diri pada orang lain.
- Bangunlah team yang kuat dengan mengembangkan sikap open mind, mau belajar, diskusi dan kerjasama.
- Jangan memulai bisnis dari utang. Carilah investor untuk bekerja sama dengan memberikan track record keuangan yang baik. Pisahkan keuangan pribadi dan keluarga. Biasakan untuk mencatat pengeluaran keluarga. Cukup sekitar 3 bulan untuk melihat polanya. Setelah itu kita cukup mengatur budget sesuai posnya.
- Ciptakan home office yang nyaman
- Susun jadwal dan catat.
Isti mencontohkan setelah satu kegiatan terlaksana, bisa dijeda dengan bermain dulu dengan anak untuk merecharge energi sebelum melanjutkan ke kegiatan selanjutnya.
3. Menetapkan ukuran pencapaian
Tentukan batas waktunya dan target yang ingin dicapai
Tentukan batas waktunya dan target yang ingin dicapai
4. Melakukan Evaluasi
- Munculkan kepedulian bahwa bisnis kita merupakan refleksi jiwa kita pada lingkungan, sosial dan masyarakat.
- Teruslah belajar dan berbagi ilmu
- Berdoa, berusaha dan tawakal
- Senantiasa bersyukur.
Siap mewujudkan mimpi ibu-ibu? Tapi sabar dulu, jangan
sekarang. Mari kita dengar dulu paparan dari 2 pembicara lainnya.
Shinta Rini
Pengalaman 5,5 tahun mendampingi suami S3 di Busan Korea
Selatan dan harus hidup dengan beasiswa terbatas membuat Shinta memutar otak untuk menambah penghasilan keluarga.
Karena tidak memiliki waktu melanjutkan usaha catering
makanan Indonesia bagi para mahasiswa setelah melahirkan putra ke-2, Shinta
memilih membantu teman menjadi guide bagi teman-teman yang berwisata ke Korea.
Dari situ mulailah ia berkenalan dengan pernak pernik cendera mata dan kemudian
membuka bisnis online Toko Souvenir Korea Saranghae.
Shinta bersama anak dan bunda. |
Kok sempat sih berbisnis sambil urus anak yang masih kecil?
"Pastikan anak beres dulu dan makanan siap sebelum memulai
sibuk berbisnis", kata ibu 2 anak usia 8 dan 2 tahun ini. Perbedaan waktu sekitar 2 jam antara Indonesia dan Korea,
seringkali membuatnya harus begadang melayani pembeli. Pengalaman jatuh sakit karena
kurang istirahat membuat Shinta jadi belajar lagi mengenai manajemen waktu
dengan disiplin menutup toko dan tidak melayani pembeli sepanjang waktu.
Liputan pada Muslim Traveller di Net TV, lumayan mengukuhkan
Shinta sebagai celebrity di IIP Bandung sekaligus mempopulerkan Toko Online Shop Saranghae. Dalam tayangan itu kita bisa lihat bagaimana Shinta berbelanja
souvenir sambil menggendong putranya di punggung dan mendorong stroller berisi
barang dagangan. Perjuangan Magister Psikologi Unpad ini selama berbisnis di
Korea bisa dibaca lengkap dalam buku Bunda Produktif.
Shinta juga adalah adalah kontributor di buku Bunda Sayang
sekaligus Editor dalam buku Bunda Produktif. Ia telah menulis 8 ontologi dan memiliki
kebiasaan membaca 1 buku per minggu. Kebiasaan keren yang perlu ditiru!
Ade Seruni
Mungkin kita akan menilai apa yang keren dari bisnis pulsa
dan token dari seorang ibu rumah tangga. Tapi pada kesempatan ini, mantan
asisten apoteker Hermina ini berbagi cerita mengenai pengalamannya menemukan
kunci keberhasilan pembuka rejeki. Apa itu?
Pertama adalah meluaskan niat. Tujuan bisnis untuk sekedar
mencari keuntungan pribadi adalah bentuk niat yang sempit. Ketika niat itu
diluaskan dengan tujuan untuk bisa membantu orang lain, ternyata Insya Allah
rejeki tidak akan kemana. Bermula dari niat membantu saudara, usaha bisnis
pulsa Seruni berkibar sedikit demi sedikit lama lama jadi bukit. Padahal saat itu
banyak usaha sejenis yang malah gulung tikar karena untungnya yang sangat
sedikit.
Keinginan tidak akan terwujud jika hanya sekedar keinginan.
Jadikan keinginan menjadi sebuah kebutuhan.
“Saya berniat untuk sedekah setiap Jumat.” Keinginan itu Insya Allah akan terwujud jika kita butuh untuk sedekah setiap Jumat.
“Saya berniat untuk sedekah setiap Jumat.” Keinginan itu Insya Allah akan terwujud jika kita butuh untuk sedekah setiap Jumat.
Kedua adalah ikhtiar iman maksimal. Jadi janganlah
memberhalakan ikhtiar maksimal di bumi saja. Tapi pastikan juga ada kata iman
yang mencerminkan ikhtiar langit. Tanpa itu kita akan lelah dalam berbisnis.
Yakinlah Allah akan selalu mencukupkan hidup kita. Kalau
selalu merasa kurang, pasti ada yang salah. Coba di cek lagi niatnya. Apakah
masih memiliki niat yang sempit atau luas?
Ada satu lagi tips menarik untuk mengatasi stress dari
Seruni. Kalau kita sudah mulai marah-marah karena hal-hal sepele, itu artinya
kita perlu pembersihan emosi. Coba untuk minta pengertian pasangan untuk
membantu keluar sebentar dari rutinitas. Bisa dengan tidak memasak dan mengurus
rumah dalam sehari itu, menulis diary atau mungkin mewarnai buku coloring book
for adult yang sekarang lagi nge-trend.
Setelah terpesona mendengar paparan 3 ibu keren diatas,
lantas muncul pertanyaan. Apa yang sama dari mereka bertiga?
Mereka produktif dan mengerjakan hal bermanfaat bagi banyak
orang. So what? Wanita sejuta umat juga melakukan hal yang sama, bahkan mungkin
lebih hebat. Tapi bedanya adalah mereka menuliskan pengalaman mereka itu dalam
sebuah buku. Mereka merekam sejarah yang bisa bermanfaat dan menginspirasi
orang lain untuk bisa lebih baik. Tanpa ditulis, pengalaman mereka mungkin
hanya akan diketahui oleh segelintir orang dan menguap dalam waktu yang tak
lama.
Ajang Kopdar
Selain sebagai ajang kopdar para anggota IIP aktif yang
tergabung dalam 5 grup WhatsApp, pada hari ini juga dilantik kepengurusan baru
IIP Bandung 2016. Sayang sekali pelantikan terpaksa diwakilkan karena Ketua
baru terpilih Nisa Nurarifah (Nca) berhalangan hadir karena masih dalam masa
penyembuhan.
Karena sekarang trendnya bukan lagi Learning by doing, tapi
Learning by teaching, pada kesempatan ini juga disampaikan mengenai pembentukan
Rumah Belajar (RB) baru di IIP Bandung sebagai wadah untuk para ibu belajar
bersama. Ada Rumah Belajar Menulis bersama Shanty Dewi Arifin (iya, saya maksudnya),
Rumah Belajar Memasak, dan Rumah Belajar Menjahit bersama Ai Santiani.
Semoga Institut Ibu Profesional di Bandung khususnya, bisa
selalu menjadi wadah bagi para ibu untuk mengembangkan diri menjadi Bunda yang
di Sayang keluarga, Bunda yang Cekatan dalam rumah tangga, Bunda Produktif bagi
masyarakat di sekitarnya dan Insya Allah Bunda Sholehah.
Selamat Ulang Tahun
ke-4 Institut Ibu Profesional.
Be Profesional, Rejeki will follow.
5 dari 9 Koordinator IIP Bandung 2. |
Teh Shanty, Oleh-olehnya lengkap. Membantu saya yang hadir di tengah acara.. Hatur nuhun.. Dan Salam Kenal...
BalasHapusSaya baru memulai menulis kembali.. Kembang kempis tulisannya.. Apalagi dalam 5 bulan terakhir belum ada progress signifikan.. Alhamdulillah dengan membaca artikel ini dan kemarin sempat ada rencana akan ada RB menulis bareng teh Shanty, jadi booster untuk pribadi.. Moga bisa aktif lagi dalam menulis.. Minimal One Day One Postnya bisa berjalan konsinten..
:)
Sampai ketemu di grup Nurlienda.
Hapusmakasih share nya mba, asik ya kalau ikut acara seperti ini bisa nambah ilmu
BalasHapuskeren sharenya mba , saya jadi terinspirasi ibu-ibu keren IIP,salam semoga bisa berjumpa
BalasHapus