Langsung ke konten utama

Pertemuan 5: Plot

Sebenarnya pada pertemuan kali ini saya tidak hadir karena dilaksanakan di malam hari di bulan Ramadan. Karena tidak memungkinkan keluar kota saat ini, jadinya saya harus cukup puas membaca review pertemuan yang disampaikan oleh Divisi Akademis. Ini asyiknya di Akademi Menulis 5 Menara, walau kita tidak hadir ke pertemuan atau agak bolot ketika mendengar penjelasan Pak Guru, kita bisa baca lagi mengenai materi hari itu dari review yang ditulis oleh teman-teman dari Divisi Akademis (thanks to Putri, Dini, Fina dan Lina).

Apa yang dimaksud dengan plot?
Pada pertemuan kali ini kami mulai masuk pada materi mengenai membuat plot sebuah cerita. Plot itu berbeda dengan cerita/story. Cerita adalah sekedar narasi yang tersusun dalam suatu alur waktu. Contohnya Raja mangkat, lalu Ratu mangkat pula.

Sedangkan Plot adalah narasi yang membutuhkan perubahan sepanjang cerita dan terdapat hubungan sebab akibat (casuality) dimana suatu kejadian menyebabkan kejadian yang lain. Contohnya Raja mangkat, lalu Ratu mangkat juga karena sedih. Sub-plot adalah alur narasi pendukung yang kalau dihilangkan tidak akan apa-apa dan tidak masalah dengan alur utama.

Apa syarat sebuah plot?
1. Paling tidak ada 2 karakter yang mengalami konflik. Tidak harus manusia, tidak harus makhluk hidup, tetapi se
lalu membawa sisi kemanusiaan. Konflik dapat terjadi baik dari dalam diri sendiri, dengan manusia lain atau dengan lingkungan yang lebih luas.
2. Protagonis: who of story. Umumnya protagonis tokoh baik, tetapi dalam definisi penulisan, protagonis itu tokoh utama yang belum tentu baik. Protagonis itu lakon, peran utama, pusat perhatian.
3. Konflik: keinginan yang langsung tercapai membosankan. Ada halangan berat, problem, relasi hubungan antar manusia. 'Change' terbesar biasanya melalui konflik.
4. Resolusi konflik: semua usaha dan pilihan sudah ada. Bisa berupa happy ending, sad ending, campuran.

Masih dari buku kesayangan Pak Guru, Write a Novel and Get it Published, Nigel Watts memberikan 8 fase klasik dalam menulis sebuah plot (8-point-arc). Untuk mempermudah pemahaman, saya mencoba mengaplikasikan 8 fase klasik ini dalam beberapa cerita terkenal seperti dongeng klasik Cinderella, novel mega bestseller Sang Alkemis-nya Paulo Coelho, dan film sejuta umat Ada Apa Dengan Cinta. Berikut penjelasan ke-8 fase tersebut:

1. Stasis: Kondisi awal sehari-hari
Tugas rutin di pagi hari untuk mengurus rumah ibu tiri (Cinderella)
Keadaan sehari-hari Santiago yang tengah mengembalakan domba di padang rumput (Sang Alkemis)
Keadaan sehari-hari 5 anak SMA yang aktif sebagai pengurus mading (AADC)

2. Trigger : terjadi sesuatu yang tidak biasa, muncul pemicu atau penyebab
Adanya undangan pesta dansa dari kerajaan (Cinderella)
Adanya mimpi harta karun yang membuatnya menemui seorang wanita gypsi (Sang Alkemis)
Tugas mewawancarai Rangga yang judes sebagai juara puisi (AADC)

3. Quest : sehingga membuat protagonis harus mencari/memutuskan.
Cinderella menyiapkan baju untuk ke pesta (Cinderella)
Bertemu Raja Salem dan memutuskan perjalanan mencari harta karun ke Mesir (Sang Alkemis)
Cinta berusaha mencari tahu tentang Rangga (AADC)

4. Surprise/unexpected events : tapi pencarian ini tidak mulus, ada halangan, rintangan beragam, konflik, masalah. Bukan surprise namanya jika terlalu mudah ditebak. Tapi juga harus cukup masuk akal.
Banyaknya tugas dari ibu dan saudara tiri yang menyebabkan Cinderella tidak bisa menyelesaikan bajunya (Cinderella)
Santiago kecurian seluruh uangnya dan harus tinggal di Ceuta (Sang Alkemis)
Alya mencoba bunuh diri saat Cinta tengah kencan dengan Rangga (AADC)

5. Critical choice : memaksa protagonis mengambil keputusan penting. Menunjukkan kekuatan karakter tokoh cerita.
Memutuskan untuk menikmati hidup di Ceuta selama setahun untuk mengumpulkan uang dan kembali menggembala atau saat memutuskan kembali mengejar impian menemukan harta karun di Mesir (Sang Alkemis)
Cinta memutuskan tidak menemui Rangga lagi karena rasa bersalahnya kepada para sahabat (AADC)

6. Climax : yang mempunyai konsekuensi dan akibat.
Saat Cinderella mencoba sepatu dan ternyata sangat pas dikakinya (Cinderella)
Bersama sang alkemis mendapat tugas untuk memindahkan angin (Sang Alkemis)
Cinta mengejar Rangga yang akan keluar negeri (AADC)

7. Reversal: sebagai konsekuensi dari climax dimana terjadi perubahan status atau situasi.
Pangeran mengenali Cinderella sebagai putri yang hilang (Cinderella)
Santiago bebas menuju piramida di Mesir untuk mendapatkan harta karun (Sang Alkemis)
Rangga memberi buku hariannya pada Cinta (AADC)

8. Resolution: lalu berakhir bahagia atau tidak. Kembali pada keadaan statis dimana bisa saja muncul trigger baru untuk sekuel.
Cinderella dan Pangeran hidup bahagia selamanya (Cinderella)
Menemukan harta karun ditempat awal dan kembali untuk mendapatkan cintanya (Sang Alkemis)
Rangga akan kembali untuk Cinta (AADC)

Apa itu tema/premis?
Tema mengungkapkan the reason a writer is witing what he is writing. Pernyataan apa yang terjadi pada karakter sebagai akibat dari konflik utama dalam cerita. Tema novel Negeri 5 Menara adalah perjuangan keras ditambah impian tinggi yang menjadi kenyataan.

Kesimpulan
Novel mengandung cerita dimana seseorang ingin sekali mendapatkan sesuatu, tetapi dalam perjalanannya ia mendapat segala macam tantangan. Ada tokoh antagonis dan protagonis yang menghalanginya meraih tujuannya. Ada konflik dan ada plot cerita yang terstruktur.

Tugas pertemuan 5:
Buat plot klasik 8 fase dari proyek akhir masing-masing.
Dikumpulkan Sabtu, 19 Juli 2014 pukul 10.00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh Framework Pendidikan Berbasis Fitrah Harry Santosa

Tidak terasa 1 tahun lebih sudah berlalu sejak pertemuan pertama saya dengan Pak Harry Santosa. Dalam sebuah Seminar Home Education pada 13 September 2014 di SD Darul Hikam, Pak Harry Santosa dan Ibu Septi Peni Wulandani membuka mata saya mengenai konsep Pendidikan berbasis Potensi dan Akhlak bersama Keluarga dan Komunitas.  Jika diingat kembali, pertemuan itu bisa dibilang sangat bersejarah. Karena dari pertemuan itu saya mulai mengenal komunitas Institut Ibu Profesional, Homeschooler Bandung, dan ITBMotherhood. Ternyata banyak juga orang tua yang haus ilmu untuk mendidik putra-putri mereka di Bandung Raya ini. Setahun lebih kemudian, tepatnya Minggu, 29 November 2015, Pak Harry Santosa kembali dengan mempersembahkan sebuah pemikiran yang telah dibukukan dengan rapi berjudul Fitrah based Education, sebuah Model Pendidikan Peradaban – Bagi Generasi Peradaban – Menuju Peran Peradaban, Mengembalikan pendidikan sejati selaras fitrah, misi hidup dan tujuan hidup. Singkat kat...

Oleh-oleh Kuliah Umum Fitrah Based Education Adriano Rusfi

Hari Minggu, 29 November 2015 lalu, saya kembali menghadiri sebuah Seminar Parenting di Aula Bapusibda Bandung. Kali ini judulnya Kuliah Umum Melahirkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Peradaban berbasis Fitrah yang diadakan oleh Komunitas HE-BPA atau Home Education – Berbasis Potensi dan Ahlak. Buat saya, yang seru dari setiap Seminar Parenting adalah menularnya aura positif dari para peserta. Mereka adalah para ayah dan bunda yang selalu semangat untuk meng-upgrade diri dengan menambah pengetahuannya untuk mendidik anak-anak mereka. Jadi wajar saja kalau ada teman yang bisa kecanduan ikut acara seminar parenting seperti ini. Pada Kuliah umum kali ini, walau memang didominasi para bunda, ternyata banyak juga para ayah yang semangat untuk mengikuti acara. Materi pertama dari Psikolog lulusan UI, Drs. Adriano Rusfi, S.Psi atau yang sering di sapa Bang Aad. Beliau menyampaikan materi Melahirkan Generasi Aqil Baligh untuk Peradaban Indonesia yang Lebih Hijau dan Lebih Damai. Kon...

Oleh-oleh dari Launching Buku Bunda Produktif

Launching buku ke-4 Institut Ibu Profesional berjudul Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki (J&J Publishing, 2015) di Bapusibda Bandung, diselenggarakan bertepatan dengan Hari Ibu 22 Desember 2015 yang juga ulang tahun ke-4 Institut Ibu Profesional (IIP). Sebuah ontologi dari 25 ibu-ibu yang tersebar di berbagai kota, berbagi pengalaman di tatar produktif bagi orang lain diluar keluarga. Mereka berbagi cerita bagaimana menemukan passion- nya dan menggunakan passion itu untuk membantu mencari nafkah keluarga, menyalurkan hobi dan membantu orang lain. Sebagai tradisi, IIP selalu meluncurkan buku dalam setiap perayaan ulang tahunnya. Pada ulang tahun pertama, keluar buku Hei, Ini Aku: Ibu Profesional (Leutikaprio, 2012) berisi kumpulan 31 tulisan pengalaman para ibu-ibu yang bergabung dengan IIP. Pada ulang tahun kedua diluncurkan buku Bunda Sayang, 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak (Gazza Media, 2013) yang selain berisi pengalaman para ibu, juga dilengkapi dengan kumpu...