Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Tugas 2: Mengapa Saya Menulis?

Pada dasarnya saya adalah manusia egois. Mementingkan diri sendiri dan tidak perduli dengan orang lain. Saya hanya ingin menjalani hidup ini dengan bahagia, tanpa dihantui oleh rasa takut dan sedih. Bagaimana caranya agar dapat hidup tanpa rasa takut dan sedih? Ternyata saya butuh Tuhan dan Manusia lain untuk menolong dan menemani saya dalam menjalani hidup. Tanpa keduanya, saya akan ketakutan dan sedih. Itu pasti – karena sudah pernah dicoba! Bagaimana caranya Tuhan dan Manusia lain mau menerima saya dalam menjalani hidup ini? Maukah Tuhan menolong saya jika saya membantah perintah-Nya dan malah bandel menjalankan larangan-Nya? Maukah Manusia menemani saya jika saya menyusahkan hidup mereka dan menjadi sekedar pelengkap penderita dalam hidup? Saya kira tidak. Tuhan akan sayang sama saya jika saya patuh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. “Percaya sajalah apa kata Tuhan, karena Ia yang membuat kita, dan benar-benar tahu apa yang kita perlu kerjakan dalam hidup.

Tugas 2: Buku Mengenai Makna Hidup

Judul                : Seri Chicken Soup for the Soul Penyusun         : Jack Canfield, Mark Victor Hansen, dkk Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama, sejak 1995 Membaca buku ini, benar-benar bagai menyeruput semangkuk sup ayam yang hangat dan lezat di saat cuaca dingin. Begitu nikmat, menenangkan dan mengenyangkan. Setiap buku biasanya terdiri dari sekitar 60 hingga 90 essay pendek mengenai perjalanan hidup seorang manusia menghadapi kehidupan. Kita akan diajak larut dalam kisah bagaimana seseorang meraih mimpi dari yang sepertinya tidak mungkin menjadi mungkin, bagaimana seseorang tegar menghadapi tantangan, bagaimana menghadapi kegagalan dalam hidup, bagaimana kisah orang-orang yang menghadapi maut dan masih banyak lagi. Buku yang edisi aslinya telah diterbitkan sejak 1993 dan hingga tahun 2006 telah mengeluarkan sekitar 200 judul buku, mengangkat nilai spiritualitas yang universal. Bagaimana kisah pendek sekitar 500 – 1500 kata berhasil menyampaikan pesan hub

Pertemuan 1: Mengapa Saya Menulis?

Dimulai dengan pertanyaan, buku apa yang paling berpengaruh dalam hidupmu selain Kitab Suci? Bisakah sebuah buku merubah hidup dan menggerakkan hidup seseorang? Ada buku dimana orang bisa dibuat tidak tenang jika tidak bertindak atau melakukan sebuah perubahan. Penting untuk membuat buku itu bermanfaat, bukan sekedar best seller dan disukai masyarakat. Buku yang laris belum tentu bermutu, demikian pula sebaliknya. Di Goodreads, portalnya para penggila buku sedunia, kita bisa melihat peringkat buku yang paling banyak dibaca orang, baik skala internasional, maupun nasional. Menurut sebuah bocoran dari penerbit ternama bahwa buku terlaris saat ini adalah kategori buku anak, khususnya komik jepang dengan 17%, buku sekolah 12%, fiksi 5%, bisnis, ekonomi dan sosial 3%, pengembangan diri 2.8%, dan agama 1%. Saat ini terdapat 1162 – 1500 penerbit yang terdaftar dan menghasilkan sekitar 20.000 judul buku per tahun. Namun sekitar setengahnya merupakan karya terjemahan. Menulis i

Review Pertemuan 1: Perjalanan Penulisan Buku Negeri 5 Menara

“Memangnya bisa?” Itu adalah jawaban Danya “Yayi” Dewanti, istri A.Fuadi, ketika ia menyampaikan niatnya untuk menulis sebuah novel tentang perjalanan kehidupan di sebuah pesantren. Pertanyaan ini terlontar karena Fuadi bukanlah seorang pembaca novel, sedangkan sebaliknya, sang istri adalah pembaca novel yang tahu betul dimana letak kesulitan membuat novel. Terutama bagi seorang yang sebelumnya hanya terbiasa menjadi penulis reportase. Perbedaan yang utama antara penulis reportase dan novelis adalah unsur emosi. Kita tidak boleh memasukkan unsur emosi ke dalam sebuah liputan berita, berbeda dengan novel dimana unsur emosi menjadi energi utama yang menghidupkan cerita. Maka mulailah proyek ini dijalankan, 2 tahun sebelum bukunya terbit di tahun 2009. Mbak Yayi, khusus menghadiahkan sebuah buku yang dibelinya di Singapura, Writing a Novel karya Nigel Watts. Pulang kampung pun dilakoni untuk membongkar arsip lama berupa setumpuk diary yang ditulis sejak SMP. Banyak detil ceri

Tugas 1: Tentang Saya

Jika mengacu dalam bukunya Florence Littauer - Personality Plus, saya adalah Phlegmatis sejati. Introvert, cinta damai dan tidak suka konfrontasi. Saya tidak suka deadline dan berada dalam kondisi tertekan, yang biasanya saya antisipasi dengan mempersiapkan diri lebih awal. Dalam beberapa hal saya sangat perfeksionis, namun jika tidak mampu mencapainya, saya bisa jadi sangat asal-asalan. Saya gampang menyerah atau bosan dan kurang memiliki antusiasme serta tekad yang kuat pada sesuatu. Hobi saya adalah membaca, membaca, dan membaca. Berada dalam suatu tempat yang penuh buku dan wangi kertas seringkali terasa sebagai surga. Walau sangat sibuk mengurus anak selama 7 tahun terakhir, membaca adalah hal yang tidak pernah berhenti saya lakukan. Dan saya memiliki kemampuan membaca yang cukup cepat. Menulis selama ini saya lakukan hanya dalam bentuk scratch , karena saya jarang sekali memiliki waktu yang cukup untuk dapat berkonsentrasi menuangkan ide di kepala saya. Bisa jadi karena sa

Tugas 1: Usul Saya

Walau belum pernah mengikuti pelatihan menulis sebelumnya dan tidak tahu seperti apa seharusnya pelatihan menulis yang baik, saya coba untuk memberikan usul sebagai berikut: Mungkin memang ada baiknya silabus pelatihan ini disusun berdasarkan apa yang ingin para peserta pelajari. Namun karena pastinya beragam, mungkin Bang Fuadi bisa membantu merumuskannya berdasarkan pengalaman beliau sebagai penulis dan wartawan. Silabus atau apa-apa saja yang akhirnya akan kita pelajari selama di Akademi, sebaiknya dirumuskan diawal dan disampaikan dalam bentuk tertulis. Sehingga peserta memiliki acuan yang jelas ketika belajar.   Ide proyek akhir berupa buku adalah sangat penting. Karena inilah tujuan utama kita mengikuti pelatihan. Kita bisa mempelajari bagaimana proses sebuah buku dari dibuat, lahir hingga dibesarkan. Untuk menjamin sebuah buku berkualitas, tentunya “orang-tuanya” harusnya dibekali ilmu yang cukup. Saya kira dengan banyak diberi tugas latihan menulis (mudah-mudahan saya

Tugas 1: Yang Saya Ingin Pelajari

Tujuan akhir saya mengikuti Akademi Menulis 5 Menara adalah dapat menghasilkan sebuah buku yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya ingin mempelajari hal-hal berikut dalam pelatihan ini: Bagaimana proses “mengandung” sebuah buku? Penulis yang baik itu sebenarnya apa? Apakah karena tulisannya best seller, atau memiliki nilai sastra yang baik, atau sering mendapat penghargaan, atau yang menginspirasi, atau sekedar menghibur dan memberi informasi kepada pembacanya? Sebagai referensi yang nyata, saya ingin mengetahui bagaimana proses from stracth to publish -nya buku fenomenal Trilogi 5 Menara? Bagaimana caranya mengorganisir sejumlah ide di kepala hingga menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati banyak orang? Bagaimana caranya menjalin kalimat yang begitu enak dibaca dan indah dalam sebuah rangkaian cerita yang utuh? Bagaimana caranya menggali data untuk kedalaman tulisan yang akan kita buat? Bagaimana proses “melahirkan” sebuah buku? Bagaimana seluk-b