Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Menulis

#9 Tips menulis resume acara ala Shanty

Saya ini pada dasarnya pemalas. Ketika hari ini ada seorang yang bertanya bagaimana caranya menulis resume acara seperti yang biasa saya tulis, saya langsung ke-GR-an yakin bahwa besok saya akan dapat pertanyaan yang sama. Daripada habis waktu menjawab pertanyaan yang sama, lebih baik saya tulis saja disini. Jadi kalau ada yang mau tanya-tanya tinggal kasih saja link ini. Hemat waktu dan energi. Tips #1 Hanya mencatat bagian menarik Hanya point-point menarik yang saya catat di notes kecil seharga 4000-an. Jadi bisa dipastikan kalau tulisan saya panjang,  itu karena memang banyak materi penting yang perlu dikenang dan dicatat dalam sejarah. Info-info klasik, standar dan basi tidak pernah saya ijinkan masuk ke catatan. Tips #2 Foto slide Saya selalu memfoto setiap slide materi yang ditayangkan untuk membantu mengingat alur materi. Apa yang ada di dalam slide tidak perlu dicatat lagi. Tips #3 Laporan lisan Setiap pulang acara saya suka menceritakan isi materi ya...

9 Langkah Menulis Review Produk

Ilmu keren ini saya dapat dari Training for Blogger Indscript-Kraft yang dilaksanakan secara online dalam secret grup Facebook 17 Juni 2015. Pada dasarnya tujuan tulisan review produk adalah untuk memberikan informasi yang meyakinkan dan menggiring opini pembaca dengan pengalaman pribadi. Istilahnya soft selling, menjual dengan cara halus.  Berikut 9 langkah untuk menulis Review Produk:  1. Cobalah produknya. Untuk produk mahal bisa dengan mencari info mengenai keunggulan produk tersebut dari orang yang telah memakainya. 2. Pelajari tentang review produk sejenis dan mencari ide yang out of the box. Cari ide dari pengalaman pribadi. 3. Buat alur cerita sebelum memulai. Tulis dengan runtun dan mengalir. 4. Pecah alur cerita menjadi beberapa paragraf. Pastikan satu paragraf mengandung hanya 1 ide cerita. Hindari membuat paragraf yang terlalu panjang dan membuat mata pembaca lelah. 5. Kata pembuka yang memikat. 6. Selipkan info produk secara halus. Bisa juga...

Pentingnya konsep buku untuk menembus penerbit

Ketika Pak Guru kami, Ahmad Fuadi, mengusulkan untuk membuat sebuah buku bersama, hal pertama yang beliau minta adalah membuat konsep buku untuk diserahkan ke penerbit. Gunanya untuk melihat apakah si penerbit berminat dengan konsep buku yang akan kita buat. Langsung lah keluar pertanyaan naif dari para penulis amatiran asuhan pak guru: “Emang konsep buku itu apa sih Bang?” Ternyata konsep buku itu berisi tentang uraian singkat mengenai buku yang akan ditulis, mengapa buku itu perlu dibeli, apa keunikan buku itu, siapa yang akan membacanya dan kira-kira pembagian babnya seperti apa . Pendek saja, sekitar 2-3 lembar.  Penerbit tidak akan punya banyak waktu untuk membaca lengkap seluruh naskah. Mereka hanya perlu point-point penting seperti dijelaskan dalam konsep buku tersebut. Konsep buku memang terbukti efektif untuk bisa menembus penerbit dan bukan tidak mungkin membuat buku laku di pasaran. Seringkali kita kecewa setelah membaca sebuah buku. “Ngapain ya saya buang waktu ...

Pertemuan 11: Tema

Berikut ini adalah resume yang dibuat oleh teman AM5M Hatfina Dini. Sayang sekali kalau hanya bulukan dalam tumpukan file. Pertemuan kemarin kita membahas tema, nih. Tapi, jangan dihubungkan dengan tema yang biasa kita pelajari di materi Bahasa Indonesia, ya!  Tema ini khusus untuk FIKSI! Tema: jantung cerita, menurut Nigel Watts. Menurut Frey/Egri: Tema dirumuskan dalam rumus: Karakter + Konflik + Konklusi (3K) Terkadang, bisa juga disebut dengan premis.   Dari itu semua, Tema bisa disimpulkan menjadi: pernyataan apa yang terjadi pada karakter sebagai hasil dari konflik utama. Contoh tema dari Bang Fuadi, diambil dari buku yang difilmkan berjudul GodFather. Ada yang sudah pernah baca atau nonton? Tema GodFather yaitu: Family Loyalty Leads to Life a Crime. Jadi, tema itu dalam bentuk kalimat, teman-teman! Kenapa kita sampai membahas Tema? Apa pentingnya?  Karena tanpa tema, cerita tidak akan memuaskan pembaca, walau ceritanya seru dan ditulis ...

Pertemuan 9: Desain dan Promosi

Jika dianalogikan dengan sebuah proses kelahiran, tahap desain dan promosi adalah saatnya mulai ada bukaan menunggu lahirnya sebuah buku. Desain yang dimaksud disini mencakup desain sampul, warna, penampilan isi, layout, font, pembatas antar bab dan sebagainya. Desain dari buku semestinya dapat merepresentasikan isi buku. Penulis perlu meluangkan waktu untuk memikirkan hal ini dan memiliki konsep yang jelas mengenai desain bukunya. Jangan cepat puas dengan apa yang diberikan oleh pihak penerbit. “Sekarang sudah bukan masanya Penulis hanya menulis.” Kadangkala penulis memang perlu mengeluarkan biaya sendiri sebagai investasi, misalnya untuk membeli buku beberapa eksemplar (biasanya terjadi pada penerbit kecil), bayar ilustrasi sendiri, membuat model peraga untuk promosi. Misalnya topi menara-menara an yang dipakai beberapa artis saat promosi buku N5M. Dalam pertemuan ini, Kami juga jadi mengerti behind the story -nya proses menemukan cover Negeri 5 Menara.  Bagaimana gari...

Pertemuan 8: Editing dan Revisi

Materi: 1.       Ada 2 proses dalam menulis: inspirational stage (menangkap ide) dan craft stage (menyusun ide ini agar masuk akal). Yang pertama writing dan yang kedua editing. 2.       Jangan dicampur, lakukan terpisah. Jangan lomba lari sambil menalikan sepatu setiap langkah. Dalam menulis novel N5M bahkan pak guru mengetik tanpa melihat layar. Terus saja mengetik terus tanpa berhenti. 3.       Inspirational stage lebih penting karena editing terjadi hanya kalau ada bahan. Kalau tidak, maka isi tulisan kita hanya corat-coret. 4.       Tulis draft lengkap tanpa membaca ulang, atau 1 bab, atau 1 adegan. Jangan patahkan aliran ide. 5.       Rewrite penting, tapi jangan berlebihan. Kadang-kadang kata pertama itu sangat kuat, tapi kadang perlu diperkuat. 6.       Singkat padat, kalau ragu, potong. Lebih baik buku tipis tapi berk...

Pertemuan 7: Dialog

Pada intinya, pertemuan kali ini dibicarakan mengenai bagaimana triknya membuat dialog yang bagus. Berikut beberapa hal penting yang disampaikan Pak guru seperti dirangkum oleh Putri dan Shanty: 1.       Pahami bahwa tujuan dialog adalah memberi KESAN (impresi) dialog yang riil, tapi bukan mereplikasi atau meniru mentah-mentah. Life has no plot, conversation has no shape, repetitive. Record it! Dialog yang riil itu membosankan, berlebihan dan banyak perulangan. Bukan itu yang ingin dibaca orang. Khaled Hosseini dalam novelnya The Kite Runner memiliki cara unik dalam membuat dialog yang menggunakan ungkapan dalam bahasa lain. Ia menerjemahkan beberapa istilah asing dengan menggunakan kalimat lain. “Tashakor, Ali jan.” “Aku mendoakanmu sepanjang waktu.” “Kalau begitu, teruslah berdoa. Kita belum menyelesaikannya.” atau: “Assalamu’alaikum, Bachem.” Halo, anakku. “Wa’alaikumussalam, Jenderah Sahib,” aku menjabat tangannya. Dialog diatas tid...