Langsung ke konten utama

Renungan Evaluasi AM5M

Akhirnya pengumuman evaluasi Akademi Menulis 5 Menara yang ditunggu-tunggu itu keluar. Isu eliminasi memang menghantui setiap peserta  dalam beberapa bulan terakhir sejak kekesalan Pak Guru pada pertemuan terakhir yang menjadi titik terendah kehadiran peserta.
Ada yang terpaksa di eliminasi, ada yang terkena sanksi, ada yang harus hati-hati, ada yang biasa dan ada yang terpuji. Ini semua berdasarkan sebuah penilaian terukur dari kedisiplinan.

Apa saja penilaian evaluasi ?
Seperti yang disampaikan Bang Fuadi dari awal, kedisiplinan dan taat deadline adalah hal yang tidak bisa ditawar di AM5M. Terus terang saya sendiri sempat lengah dengan tidak mengikuti pelatihan sekali dan terlambat mengumpulkan tugas sekali. Ternyata itu sangat berpengaruh. Berikut penilaian yang dilakukan:
  • Setiap ketidakhadiran, apapun alasannya baik itu ijin karena tugas kantor, tugas kuliah, sakit, dan sebagainya point dikurangi 1. Alasannya karena setiap ketidakhadiran dinilai akan ketinggalan materi. Kan repot juga kalau banyak materi yang tidak bisa diikuti karena tidak hadir.
  • Keterlambatan dalam arti Pak Guru duluan datang daripada peserta akan dikurangi point ½. Mau terlambat 2 menit atau 2 jam tetap dikurangi ½ . Entah bagaimana caranya selama ini memang Pak Guru bisa selalu jam 9 teng nongol di depan kita.
  • Tidak mengumpulkan tugas dikurangi 1 point. Selama ini kami sering juga mengirimkan tugas susulan dengan durasi keterlambatan antara 1 jam – 2 hari dari jadwal deadline. Ternyata Pak Guru tidak mentoleransi ketidaktaatan mengikuti jadwal seperti ini. Yang susulan tetap dianggap sebagai tidak mengumpulkan tugas. Ini sebenarnya kabar bagus buat teman yang bertugas sebagai pembuat kompilasi tugas. Susulan itu seperti menjadi PR yang merepotkan bagi para compiler.
Dengan 3 point diatas, setiap peserta bisa menghitung sendiri minus berapa nilai mereka. Untuk yang nilai minusnya diatas 7 masuk kategori eliminasi dan tidak diijinkan untuk mengikuti pertemuan. Namun masih diijinkan untuk mengikuti perkembangan Akademi melalui grup whatsapp dan grup FB Akademi. Untuk nilai 5-6.5 masuk zona sanksi yang artinya kehilangan kesempatan one on one untuk mendiskusikan proyek akhirnya. Untuk nilai 3-4.5 masuk zona hati-hati. Untuk nilai 1-2.5 masuk zona biasa. Dan untuk mereka yang sempurna selalu hadir pada pertemuan, tidak pernah terlambat, dan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, dapat predikat terpuji yang ditandai dengan namanya distabilo warna kuning terang ceria dan bahagia. Selamat!

Evaluasi ini membuat setiap peserta disadarkan kembali bahwa untuk menjadi penulis yang baik, komitmen untuk menulis, kedisiplinan dan taat jadwal adalah modal dasar yang tidak bisa ditawar-tawar.  Tanpa itu semua mimpi jadi penulis hebat sebaiknya dimasukkan ke dalam kotak. Kotaknya disimpan di dalam laci terkunci. Dan kuncinya dibuang saja ke laut.

Selamat berjuang teman-teman!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Oleh-oleh Framework Pendidikan Berbasis Fitrah Harry Santosa

Tidak terasa 1 tahun lebih sudah berlalu sejak pertemuan pertama saya dengan Pak Harry Santosa. Dalam sebuah Seminar Home Education pada 13 September 2014 di SD Darul Hikam, Pak Harry Santosa dan Ibu Septi Peni Wulandani membuka mata saya mengenai konsep Pendidikan berbasis Potensi dan Akhlak bersama Keluarga dan Komunitas.  Jika diingat kembali, pertemuan itu bisa dibilang sangat bersejarah. Karena dari pertemuan itu saya mulai mengenal komunitas Institut Ibu Profesional, Homeschooler Bandung, dan ITBMotherhood. Ternyata banyak juga orang tua yang haus ilmu untuk mendidik putra-putri mereka di Bandung Raya ini. Setahun lebih kemudian, tepatnya Minggu, 29 November 2015, Pak Harry Santosa kembali dengan mempersembahkan sebuah pemikiran yang telah dibukukan dengan rapi berjudul Fitrah based Education, sebuah Model Pendidikan Peradaban – Bagi Generasi Peradaban – Menuju Peran Peradaban, Mengembalikan pendidikan sejati selaras fitrah, misi hidup dan tujuan hidup. Singkat kat...

Oleh-oleh Kuliah Umum Fitrah Based Education Adriano Rusfi

Hari Minggu, 29 November 2015 lalu, saya kembali menghadiri sebuah Seminar Parenting di Aula Bapusibda Bandung. Kali ini judulnya Kuliah Umum Melahirkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Peradaban berbasis Fitrah yang diadakan oleh Komunitas HE-BPA atau Home Education – Berbasis Potensi dan Ahlak. Buat saya, yang seru dari setiap Seminar Parenting adalah menularnya aura positif dari para peserta. Mereka adalah para ayah dan bunda yang selalu semangat untuk meng-upgrade diri dengan menambah pengetahuannya untuk mendidik anak-anak mereka. Jadi wajar saja kalau ada teman yang bisa kecanduan ikut acara seminar parenting seperti ini. Pada Kuliah umum kali ini, walau memang didominasi para bunda, ternyata banyak juga para ayah yang semangat untuk mengikuti acara. Materi pertama dari Psikolog lulusan UI, Drs. Adriano Rusfi, S.Psi atau yang sering di sapa Bang Aad. Beliau menyampaikan materi Melahirkan Generasi Aqil Baligh untuk Peradaban Indonesia yang Lebih Hijau dan Lebih Damai. Kon...

Oleh-oleh dari Kuliah Umum Septi Peni Wulandani

Biarkan anak tumbuh alamiah sesuai fitrahnya. Itu pesan kuat yang saya tangkap dari acara kuliah umum Ibu Septi Peni Wulandani di Aula Perpustakaan Bapusibda Jl. Kawaluyaan Indah II Bandung. Kuliah Umum dengan tema Menjadi Ibu Profesional untuk Mencetak Generasi Handal diprakarsai oleh Institut Ibu Profesional Bandung dengan bekerja sama dengan Bapusibda Jawa Barat. Pada Sabtu, 10 Oktober 2015, selama lebih dari 1 jam sekitar 200 lebih peserta terbius cerita Bu Septi yang begitu kocak namun penuh inspirasi berharga. Siapa Bu Septi? Ternyata banyak juga yang belum mengenal Ibu kelahiran 21 September 1974 ini. Maka wajar ketika moderator merasa perlu menampilkan selusin prestasi keren beliau, diantaranya: Ibu Teladan versi Majalah Ummi 2004 Danamon Award 2006 kategori Individu Pemberdaya Masyarakat Tokoh pilihan Majalah Tempo 2006 Inovator Sosial pilihan Pasca Sarjana FISIP UI 2006 Woman Enterpreuner Award Ashoka Foundation 2007 Ikon 2008 bidang IPTEK versi Majalah...