Saya ini pada dasarnya pemalas. Ketika hari ini ada
seorang yang bertanya bagaimana caranya menulis resume acara seperti yang biasa
saya tulis, saya langsung ke-GR-an yakin bahwa besok saya akan dapat pertanyaan
yang sama. Daripada habis waktu menjawab pertanyaan yang sama, lebih baik saya
tulis saja disini. Jadi kalau ada yang mau tanya-tanya tinggal kasih saja link
ini. Hemat waktu dan energi.
Tips #1 Hanya mencatat bagian menarik
Hanya point-point menarik yang saya catat di notes kecil seharga 4000-an. Jadi bisa dipastikan kalau tulisan saya panjang, itu karena memang banyak materi penting yang perlu dikenang dan dicatat dalam sejarah. Info-info klasik, standar dan basi tidak pernah saya ijinkan masuk ke catatan.Tips #2 Foto slide
Saya selalu memfoto setiap slide materi yang ditayangkan untuk membantu mengingat alur materi. Apa yang ada di dalam slide tidak perlu dicatat lagi.Tips #3 Laporan lisan
Setiap pulang acara saya suka menceritakan isi materi yang benar-benar menarik ke suami atau siapa saja yang mau dipaksa untuk mendengarkan. Biasanya proses ini membantu pemahaman terhadap materi. Terkadang sebelum materi ditulis, saya sudah menceritakannya pada 1-3 orang.Tips #4 Googling
Saat menulis saya pasti terkoneksi dengan internet dimana banyak window terbuka untuk mencari informasi pendukung. Jadi catatan yang bolong-bolong bisa disempurnakan. Mbah Google memang benar-benar dukun sakti yang tahu banyak hal.
Jangan
malas baca. Kita tidak akan bisa menulis bagus kalau malas baca. Setelah menulis
panjang-panjang, biasanya ada saja orang yang bertanya hal-hal konyol yang
sebenarnya sudah ditulis. Padahal tinggal baca saja dengan lebih teliti.
![]() |
Pekerjaan yang cocok untuk orang-orang ingin menurunkan berat badan |
Tips #5 Konfirmasi ke narasumber
Jika memungkinkan, saya selalu mengkonfirmasi materi ke narasumber atau panitia. Biasanya mereka akan memberikan masukan dan koreksi terhadap tulisan.Tips #6 Materi pendukung akurat
Alhamdulillah sekarang mulai banyak teman yang bisa melengkapi materi dengan rekaman audio di Soundcloud dan visual di YouTube, yang kemudian di share di internet. Rekaman itu sangat membantu untuk mendapatkan detil materi yang terlewat dicatat karena bisa kita ulang-ulang.Tips #7 Segera ditulis
Semakin fresh from the oven semakin enak nulisnya. Tulis sesegera mungkin selagi masih hangat dalam ingatan bagaimana ekspresi si pembicara, bagaimana suasana dalam ruang pertemuan, bagaimana perasaan saat mendengarkan materi. Dengan kapasitas memori emak-emak yang terbatas, semakin ditunda, bisa bubar semua apa yang ada di kepala. Jadi dari pada sia-sia, segeralah ditulis.
Saya
belum lama ini sempat dapat wejangan dari seorang dosen di Malang yang sukses
menulis puluhan buku, Paman Sanapiah Faisal. “Kalau mau nulis itu jangan
ditunda lama-lama. Tulis dengan cepat. Catat yang utama apa yang ingin kamu
sampaikan. Segera jabarkan dalam poin-poin penting. Dan segera ditulis dan
jangan ditunda! Saya biasa menulis 1 buku dalam waktu 1-3 bulan saja.”
Dalam
menulis resume acara, saya biasanya menghabiskan waktu sekitar 3-5 jam untuk
tulisan sekitar 2000-an kata. Maklum pemula. Biasanya saya menulis dinihari
sampai pagi saat tidak ada gangguan.
Nggak
ngantuk? Tergantung materi yang mau ditulis. Kalau materinya bagus sekali, saya
bisa nggak tidur memikirkannya. Jadi daripada cuma dipikir aja, ya mending
ditulis. Setelah ditulis, beban isi kepala bisa lebih kosong dan bisa tidur
lebih tenang. Kita memang harus pintar-pintar mengatur isi kepala yang
kapasitasnya terbatas ini.
Tapi
memang sih, kadang saya suka cape duluan kalau lihat isi kepala yang
berantakan. Sama kaya rumah saya. Jadi bingung mau ngerjain yang mana dulu.
Akhirnya hanya bengong dan ngelamun melihat keberantakan lahir dan batin.
Kalau
sudah begitu susah juga. Mau tidur nggak bisa, mau beberes males, mau nulis
apalagi. Nge-hang ceritanya. Akhirnya saya memilih Ctr-Alt-Del dengan cara yang
paling saya suka saja. Menulis! Berusaha menutup mata dari tempat piring kotor
yang menumpuk, setrikaan yang segunung, anak yang kelaparan disuruh buat telur
sendiri dan minum susu, banyak pekerjaan yang ingin dikerjakan dikepala
dimasukkan ke laci dulu. Berjuang mencari celah sempit untuk bisa menulis
mengeluarkan apa yang ada di kepala. Baru setelah itu program kembali berjalan
normal kembali. Idealnya sih memang upgrade hardware dan software. Tapi kan
mahal. Loh kita ini lagi ngomong apa ya?
Tips #8 Miliki apps pendukung
Di
hari smartphone hanya seharga sejutaan, optimalkan penggunaannya dengan
menginstall apps yang mendukung untuk menulis. Di HP lungsuran tercinta, saya
menginstall apps yang sangat memudahkan untuk menulis seperti ColorNote – untuk
mencatat apa saja, Writer – untuk tahu jumlah kata yang sudah ditulis, Tesaurus
bahasa indonesia, KBBI, dan Kamusku.
Salah satu settingan keren yang wajib diaktifkan di HP adalah Predictive text. Pastikan Predictive text dalam posisi aktif dan input languages-nya bahasa Indonesia. Settingan ini sangat membantu untuk bisa menulis dengan cepat. Cukup tulis 1 huruf, atau bahkan belum menulis apapun, HP kita sudah sok tahu menawarkan 3 pilihan kemungkinan kata.
Salah satu settingan keren yang wajib diaktifkan di HP adalah Predictive text. Pastikan Predictive text dalam posisi aktif dan input languages-nya bahasa Indonesia. Settingan ini sangat membantu untuk bisa menulis dengan cepat. Cukup tulis 1 huruf, atau bahkan belum menulis apapun, HP kita sudah sok tahu menawarkan 3 pilihan kemungkinan kata.
Tips #9 Niatkan untuk berbagi
Tapi
sejujurnya memang nggak tulus-tulus amat sih niatnya. Karena ada yang bilang,
kalau kita berbagi ilmu, pemahaman kita akan bertambah. Selain itu memang
sebenarnya ada rasa nggak mau rugi juga. Sayang kalau materi yang begitu bagus
hanya berakhir di notes 4000-an. Mudah-mudahan kalau ditulis, bisa banyak orang
yang ikut menyerap materi yang sama. Bukan tidak mungkin, beberapa tahun
kemudian, materi-materi yang kita tulis ternyata sangat berguna untuk anak dan
cucu kita.
Tulisan
ini dibuat bukan untuk sok-sok-an berbagi tips menulis seperti yang biasa dibagi oleh para penulis
best seller. Da aku mah apa atuh lah dibanding Dewi Lestari, Tere Liye, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, RadityaDika, Aditya Mulya, atau Agustinus Wibowo, yang karyanya diakui dunia. Tapi saya tetap
merasa perlu menulis tips untuk merekam kemampuan hingga level ini. Level
pengalaman menulis 9 artikel review acara sajah di blog yang pengunjungnya baru 6000-an. 9 artikel 9 tips. Kalau
besok-besok saya jadi penulis terkenal, mungkin tipsnya sudah berubah. Dan saya
akan selalu mengingat tips yang ini.
Menulis
adalah sebuah suatu bentuk komunikasi yang sangat penting selain bicara dan
gambar. Menurut Kak Andi Yudha Asfandiar si pencipta karakter Mio yang terkenal
itu, penting untuk setiap orang memiliki kebiasaan mencatat. Catatlah agar
tidak lupa. Al Quran itu adalah sebuah catatan.
Rajinlah
mencatat apa saja. Mulai dari daftar utang ke tukang sayur, daftar orang yang
bikin kita kesel atau senang hari ini, nakal atau lucunya anak-anak, perasaan
kesal atau sayang ke pasangan, daftar barang yang ingin kita miliki, catatan makanan enak yang kita makan hari ini, film yang kita tonton, hingga hal-hal
yang perlu kita syukuri dalam hidup. Untuk catatan yang kira-kira
bermanfaat di masa depan bolehlah dibagi dalam blog agar tidak tercecer. Tidak
usah berpikir muluk-muluk bahwa itu akan bermanfaat bagi sejuta umat, sekedar
bermanfaat buat kita sendiri sebagai bahan pelajaran atau untuk dilihat anak
cucu kita suatu hari nanti, itu sudah cukup.
Bagaimana?
Cukup puas? Yang mau nanya-nanya boleh di kolom comment. Tapi pastikan baca
dulu dengan teliti dan jangan buat saya kesal dengan bertanya hal yang sudah
ada jawabannya diatas.
Muantabs teh Shan👍
BalasHapusTeh Shanti... Makasi banyak teh... jd banyak belajar dari teteh...
BalasHapusClosingnya galak amat :D
BalasHapusBiasalah kalau penulis pemula kesabaran masih tipis Ly. Ha...ha...
Hapuspertanyaanku dijawab dengan jelas, padat dan lengkap. Makasiiiih teh :D
BalasHapusThanks for asking Mesa.
HapusEnergi positif.
BalasHapusHaturnuhun teh Shan....����
Terima kasih untuk komentar Paman Sanapiah Faisal, yang sayang jika hilang begitu saja dari pesan di WA:
BalasHapusBetul-betul mengalir tulisannya, sudah kayak ngomong biasa sehari-hari, pertanda sudah jadi penulis kawakan. Memang sebenarnya mudah kok jadi penulis itu, syaratnya hanya tiga, yaitu (1) bebas huta huruf, (2) tidak buta, dan (3) punya otak
Menurut saya, hal yang sudah sangat baik adalah, yang bersangkutan:
1. Sangat ingin berbagi
2. Penuh semangat dan energi
3. Mengerti betul dengan apa yang
ditulis atau disampaikan
4. Bahasa yng digunakan sangat
tepat atau sesuai dengan usia
pembacanya.
5. Pribadi yng sangat potensial.
Terima kasih juga untuk komentar dari Pak Adi Pranajaya via WA:
BalasHapusSedikit masukan:
1. Apapun bahasa yang dipakai
(apakah bahasa Indonesia
formal ataupun bahasa remaja),
tetap harus konsisten
menggunakan kata "saya" atau
"aku" sebagai ungkapan diri dari
awal sampai akhir tulisan
2. Tetapi juga harus menulis dengan
penulisan ejaan yng disem-
purnakan, misalnya penulisan
kata "di" sebagai kata yng menunjukkan
tempat (harus dipisahkan) dan
"di-" sbg kata sambung (penulisannya harus disambung)
3. Jaga sistematika tulisan agar
pembaca lebih mudah memahami
keseluruhan maksud atau isi tulisan kita.
Semoga bermanfaat.
Teh Shanty, terima kasih sudah berbagi ide untuk menulis resume.
BalasHapusPoin utama yang sering disepelekan adalah segeralah menulis dan catat ide2 menarik yan akan disampaikan.. Penutupnya jleb banget hehe
TAPI, Quotenya Pak Pramoedya ini kece banget, ... Menulis adalah bekerja untuk keabadian...
:)
Saya pens mba shanti yang baru. Selalu dapat ilmu baru dari hasil sharingnya. Thanks a bunch
BalasHapus